Penerapan Best Practice IT Service Management Dalam Perbaikan IT Service Desk (Studi Kasus : Citigroup Indonesia)




Nama Kelompok :
-          Alief Nur Hidayatullah           (10116593)
-          Danny Eko Herwibowo          (11116709)
-          Muhammad Rizqy                  (15116101)
-          Lestari Rahma Putri                (14116028)
-          Harry Kurniawan                    (13116229)


Dosen                             : Muhammad Achsan Isa Al Anshori
Mata Kuliah                   : Manajemen Layanan Sistem Informasi #

                                  Universitas Gunadarma
2018


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dengan semakin majunya perkembangan Teknologi Informasi ( TI ) yang sangat pesat memberikan banyak manfaat kedalam berbagai aspek kegiatan bisnis. Sumber daya informasi merupakan salah satu komponen yang penting bagi suatu organisasi usaha. Disamping itu sumber daya lain, kebutuhan akan informasi yang  cepat, tepat waktu, relevan, dan akurat sangat mempengaruhi kinerja suatu kegiatan bisnis. Penguasaan dan penerapan teknologi informasi menjadi mutlak bagi pelaku bisnis atau organisasi usaha.
Penerapan Best Practice IT Service Management merupakan suatu hal yang tidak terlepas dari suatu proses manajemen pada suatu perusahaan. Dengan penerapan tersebut, perusahaan memungkinkan bekerja secara efisien dan tidak melakukan suatu hal yang sebenarnya tidak terlalu diperlukan. Dengan penerapan ini juga kedepannya perusahaan akan mampu berkembang sangat besar sesuai dengan tujuan perusahaan.

1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan kami untuk memenuhi tugas softskill manajemen layanan sistem informasi # sekaligus menambah dan berbagi wawasan terhadap kita semua yang membacanya.




BAB 2
PEMBAHASAN

1. Pengertian Manajemen Pelayanan
Manajemen Pelayanan ialah suatu set khusus kemampuan organisasi untuk memberikan nilai kepada pelanggan dalam bentuk jasa. ITSM merupakan sebuah bentuk manajemen pelayanan yang berpegang pada keterangan dan pengolahan yang benar.
Manajemen Pelayanan adalah apapun yang memungkinkan penyedia layanan untuk :
§  Memahami layanan yang disediakan oleh mereka yaitu dari kedua konsumen dan penyedia perspektif.
§  Memastikan bahwa layanan tepat dalam  memfasilitasi hasil yang ingin dicapai pelanggan.
§  Memahami pentingnya layanan ke pelanggan dan karenanya kepentingan relatif mereka.
§  Memahami dan mengelola semua biaya dan resiko yang disangkutkan dengan penyedia layanan tersebut.


2. Pengertian IT Service Management


 Menurut Wikipedia, ITSM (Information Technology Service Management atau dalam bahasa Indonesia disebut Manajemen Layanan Teknologi Informasi) adalah suatu metode pengelolaan sistem teknologi informasi (TI) yang secara filosofis terpusat pada perspektif layanan konsumen TI terhadap bisnis perusahaan. ITSM merupakan kebalikan dari pendekatan manajemen TI dan interaksi bisnis yang terpusat pada teknologi.
ITSM merupakan sebuah kegiatan yang berfokus pada sebuah proses kerja. Proses yang dimana menangani masalah operasional manajemen teknologi informasi yang biasanya terdapat di sebuah perusahaan.
Analisis ITSM didasarkan pada 4 faktor utama yaitu :
1.      Growth and value (Pertumbuhan dan Nilai).
2.      Budget Adherence
3.      Risk impact.
4.      Communication Effectiveness.

3. Tujuan Utama IT Service Management
Tujuan utama ITSM ialah menyelaraskan layanan IT dengan kebutuhan pengguna, memperbaiki kualitas layanan TI, dan mengefektifkan penggunaan biaya untuk pengelolaan TI.

4. Pengertian IT Service Desk
IT Service Desk berperan sebagai garda terdepan pelayanan, digunakan untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, meningkatkan komunikasi pada pelayanan IT sebuah perusahaan. Semua keluhan atau pertanyaan mengenai seputar IT sebuah perusahaan akan dilayani pada IT Service Desk. IT Service Desk mengolah data yang dikeluhkan atau disampaikan oleh pelanggan atau karyawan perusahaan menjadi sebuah informasi penting bagi karyawan maupun stakeholder yang membutuhkan informasi ini.
Biasanya yang membutuhkan informasi ini adalah pelanggan perusahaan, IT Management, Bagian Inventory, maupun bagian perbaikan IT yang ada didalam perusahaan atau milik vendor.

5. Pengertian ITIL (Information Technology Infrastructure Library)
IT Infrastructure Library ( IT–IL ) itu sendiri adalah best practise untuk IT service managemen yang telah dikembangkan sejak 1989. IT-IL mulai dikembangkan sebagai suatu kesatuan proses yang digunakan oleh pemerintahan inggris untuk meningkatkan kinerja IT service manajemen dan telah diadopsi oleh industri – industri besar sebagai basis untuk kesuksesan suatu IT service management. IT Infrastructure Library ( IT–IL ) memiliki dua bagian dalam disiplin service manajement, yaitu service support dan service delivery.

Pada awalnya ITIL adalah serangkaian lebih dari 40 buku pedoman tentang pengelolaan layanan IT yang terdiri dari 26 modul. Perpustakaan besar pertama ini juga dikenal sebagai ITIL 1.0. Antara 2000 dan 2004 disebabkan oleh peningkatan pelayanan yang berkesinambungan dan adaptasi terhadap situasi saat ini dalam lingkungan (TI) modern ITIL 1.0 di rilis besar dan digabungkan menjadi delapan inti manual: ITIL 2.0. Pada awal musim panas 2007 ITIL 3.0 diterbitkan. Ini didirikan struktur yang sama sekali baru. Ini terdiri dari tiga bidang utama:
* ITIL Core Publikasi
* ITIL Pelengkap Bimbingan
* ITIL Web Support Services

- Service support  terbagi ke dalam lima bagian yang menyediakan fleksibel dan stabilitas dalam mendeliver IT service ke dalam proses bisnis, yaitu :

1. Incident Management, manajemen yang memastikan agar service pelayanan dalam suatu organisasi dapat dikembalikan kekondisi semula secepat mungkin dan meminimalisasi dampak negatif yang mungkin ditimbulkan. Tanggung jawab utamanya, adalah :
a. Pendeteksian dan pencatatan incident.
b. Penggolongan incident dan troubleshooting awal kepada user.
c. Memberikan resolusi dan solusi.
d. Menutup incident
e. Traking Incident

Berikut adalah Incident Manajemen Proses:

Gambar: Proses Incident Manajemen- Mengawasi/ eskalasi/ melaporkan/ waktu registrasi

2. Problem Manajement.

Managemen yang memungkinkan dibuatnya suatu diagnosa terhadap incident yang sering terjadi. Koreksi kesalahan dalam Infrastuktur technology informasi dikoordinasikan dan dikerjakan secara proaktif untuk pencegahan masalah. Tujuan utamanya adalah : Pendeteksian dan pencatatan, Penggolongan problem, Diagnosa dan penyelidikan problem, Tindakan pencegahan dengan menggunakan teknik trend analisis review problem, Menyajikan report ke manajemen berdasarkan permasalahan yang terjadi.


Gambar: Proses Problem Management

3. Change Management
Change Management yang memastikan TI dapat dievaluasi dan di kontrol, sekaligus meminimalisasi dampak negatif terhadap bisnis. Tanggung jawabnya adalah Peningkatan dan pencatatan change request, Mentaksir dampak, biaya, manfaat dan resiko dari change request, Menghasilkan workflow yang sesuai untuk change request, Mengatur implementasi dari suatu change request, Memonitor dan melaporkan proses implementasi change request, Review dan menutup change request.

4. Release Management
management yang menjanjikan suatu sudut pandang mengenai dampak dan resiko sebelum merelease suatu layanan atau kebijaksaan kepada user.

5. Configuration Management
mengidentifikasi, mengontrol, memelihara dan memverifikasi unsur–unsur dari suatu infrastruktur atau layanan. Tanggung jawabnya adalah :
a. Mengindentifikasi setiap materi konfigurasi yang relevan
b. Memelihara kontrol dan suatu konfigurasi
c. Meliputi status dari materi konfigurasi
d. Menyediakan audit informasi dari materi konfigurasi
e. Merumuskan pencarian

- Service delivery terbagi dalam lima bagian yang mendukung mutu dan efisiensi biaya dalam bisnis, yaitu :

1. Service Level Management, management yang memastikan dan mengoptimalkan layanan Teknologi informasi dalam hubungannya antara penyedia jasa dan pelanggan. Tujuan utama dari service level management adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas layanan dan meningkatkan hubungan dengan pelangggan.

2. Availability Management.
Managemen yang memaksimalkan infrastruktur IT dan layanan untuk memastikan bahwa pelanggan menggunakan fasilitas IT yang mereka perlukan kapanpun mereka inginkan. Untuk mencapai availabilitas yang tinggi, kegagalan sekecil apapun tidak dapat ditolerir dan setiap masalah harus diselesaikan dengan cepat.

3. Capacity Managment.
Manajemen yang dijalankan untuk memenuhi kebutuhan user dari suatu organisasi akan jumlah transaksi seperti halnya respon time

4. Financial Management for IT services.
Untuk memberikan pekerjaan dengan biaya yang efektif dan penggunaan keuangan serta IT asset dalam Services

5. IT Services Continuity Management.
IT services memberikan tingkat kualitas yang dapat dipercaya. Untuk menjamin kualitas tersebut.
Area atau cakupan pada ITIL framework adalah sebagai berikut:

1.      Perspektif bisnis
Perspektif bisnis merupakan suatu tim yang memiliki peran untuk menghubungkan bisnis dan IT. Tim ini sangat mengerti mengenai proses bisnis, tujuan organisasi dan tujuan organisasi dalam jangka panjang. Proses utama dalam perspektif bisnis ini terdiri dari:*Business relationship management
          *Supplier relationship management
          *Liaisons, education and communication
          *Planning, review and development

2.      Manajemen Aplikasi
Manajemen aplikasi memproses panduan tentang  bagaimana aplikasi bisnis yang akan diimplementasikan, dikelola, dikembangkan apabila dibutuhkan. Komponen-komponen dalam siklus manajemen aplikasi adalah : Requirement, Design, Built, Display, Deploy, Operate, Optimize.

3.      Manajemen Infrastruktur ICT
Di dalam ITIL, manajemen inrastruktur ICT berbeda dengan perspektif bisnis. ICT merupakan penghubung antara service management dan teknologi IT. Tujuan dari layanan ini adalah sebagai pembuktian dan pengulangan proses untuk menyediakan kondisi operasional yang stabil terhadap semua fungsi - fungsi IT. Komponen-komponen pada manajemen infrastruktur ICT adalah
*Design and Planning
*Deployment
*Operations
*Technical support

4.      Manajemen keamanan
Security manajemen merupakan bagian penting dalam IT. Security atau keamanan harus mengamankan proses bisnis yang berjalan dan layanan IT yang mendukung jalannya proses bisnis. Ada beberapa standart atau aturan resmi yang bisa digunakan sebagai standart atau acuan dalam implementasi keamanan seperti Sarbanes-Oxley, FDIC, SEC, dan HIPAA. Dengan menggunakan ITIL Security Managemenet diharapkan user dapat mengerti alasan mengapa harus menggunakan keamanan dan prosedur. Beberapa komponen yang terkait dengan ITIL Security Management adalah :
*Control
*Plan
*Implement
*Evaluate
*Maintain
5.         Layanan Pendukung
Layanan pendukung adalah layanan berbasis IT yang bertujuan untuk memastikan kualitas layanan IT bisa berfungsi maksimal dan sesuai harapan.

6. Penjabaran Kasus
Pada kali ini, kita akan menganalisis suatu kasus yang terjadi pada suatu perusahaan, perusahaan GCG Indonesia – Citibank Teknologi group, adalah salah satu unit kerja didalam Citibank - Indonesia. Dibagian ini, segala aktivitas perbankan yang berhubungan dengan sistem dapat dikoordinasikan, Dan fasilitas sumber fisik dan sumber daya manusia merupakan faktor pendukung yang cukup stategis untuk kelancaran kegiatan operasional. Technology Grup sendiri dibagi lagi menjadi tiga bagian didalamnya, yaitu Cards and Touchpoint Applications Supports, Banking Application Support dan Local Application Support. Dan di setiap bagiannya kini mulai, terdapat Helpdesk atau lebih dikenal dengan Production Support Officer ( PSO ).

Dalam penulisan ini,akan dibahas mengenai bagaimana kinerja pada PSO pada Citibank Indonesia dengan menggunakan tools aplikasi “Virtual Tech “ untuk membantu usernya, sehingga masalah yang ada dapat lebih terkoordinasi antara user dan engineer dalam memonitor masalah-masalah yang terjadi dan lebih mengefisienkan bagi semua pihak yang terkait didalamnya dan berhubungan dengan tingkat SLA yang ada dan dengan manajemen IT Infrastructure Library.

7. Penyelesaian Kasus
Untuk memenuhi kebutuhan user atau pegawai akan pelayanan support terhadap ketersediaan sistem software dan hardware, dan untuk melakukan perbaikan terus terhadap sistem yang sudah berjalan juga kepuasan user pada setiap masalah yang dihadapi user untuk ditemukan solusinya, maka dengan adanya subset dari problem management via Virtual Tech sebagai aplikasi yang ada, user dapat meng-input masalah hardware atau sistem yang sedang dihadapinya. Jika masalah yang dihadapi sering terjadi maka user dapat melihatnya pada aplikasi Virtual Tech, tetapi jika masalah tersebut belum pernah terjadi user dapat melaporkannya secara menginput masalahnya ke dalah Virtual Tech, dari aplikasi tersebut service desk ( Production Support Officer / PSO ) dapat melihat laporannya dan apabila service desk / PSO dapat membantu masalah yang dihadapi, service desk / PSO dapat menyelesaikannya dengan cara memandu user melalui telepon. Tetapi apabila service desk / PSO tidak dapat membantu masalah tersebut, maka service desk / PSO akan mengeskalasi ke group engineer yang terkait untuk dapat menyelesaikannya.

1. Tinjauan Bisnis
Penggunaaan aplikasi Virtual Tech merupakan solusi untuk mewujudkan total customer relationship, suatu pola hubungan yang lebih menjamin personalisasi layanan untuk semakin memudahkan user jika menemukan masalah pada hardware ataupun sistem untuk suatu unit tertentu yang mempergunakan sistem yang berbeda- beda untuk dapat diselesaikan dan ditemukan solusinya. Dengan adanya aplikasi Virtual Tech ini semua dapat terorganisir dengan efektif.

2. Tinjauan pada Helpdesk
Pada aplikasi Virtual Tech ini, ditinjau dari segi pendataan, reporting dan knowledge base yang ada, aplikasi ini sudah cukup bagus, karena di dalam aplikasi ini pendataan user, masalah yang dihadapi , engineer yang bertugas, severity dan SLA yang ada sudah cukup jelas, karena pada aplikasi Virtual Tech ini juga terdapat Log yang dapat diisi oleh service desk atau PSO maupun engineer secara mendetail. Knowledge base merupakan salah satu fasilitas dari aplikasi ini, dimana masalah yang sering terjadi pada user dapat di input oleh service desk dan jika user mempunyai masalah hardware yang pernah terjadi sebelumnya, user dapat melihat panduan secara detail dari fasilitas ini.

3. Tinjauan pada Service desk ( PSO )
Di dalam divisi GCG Technology, Production Support Officer (PSO) atau service desk merupakan orang ataupun team yang membantu untuk memastikan waktu untuk solusi suatu problem / masalah dan mengetahui dampak dari masalah tersebut via Virtual Tech. Di dalam hari normal kerja, PSO beroperasi selama waktu kerja normal yaitu Senin – Jumat, dari jam 8 – jam 5. Kecuali ada kasus atau masalah tertentu yang akan ditangani oleh RM ( Relationship Manajer ) dari GCG Technology secara langsung mencari solusi diluar dari jam kerja PSO. Laporan setiap permasalahan user dapat disebut juga dengan “Tiket “. Mekanisme Proses yang berjalan dideskripsikan sebagai berikut :

1. User melaporkan masalah yang dihadapi atau dapat menginput masalah langsung lewat Virtual Tech.

2. TI Country Problem Coordinator akan mengirimkan tiket ke GCG Technology untuk masalah yang berhubungan melalui PSO.

3. PSO akan mengeskalasi dan mengklarifikasi masalah dan menunjuk tiket ke Resolver Group yang terkait atau mendiskusikannya dengan RM terlebih dahulu.

4. PSO dan RM akan memonitor perkembangan dari solusi masalah tersebut, dengan eskalasi dan notifikasi. PSO akan mentraking dan memonitor semua tiket yang berhubungan dengan GCG Technology untuk dapat ditemukan solusinya.

5. PSO akan membuat dan meng-update laporan secara berkala.

6. PSO akan hadir sebagai User Contact Point untuk update dan notifikasi.

Didalam tiket ini, terdapat nama user, permasalahan yang dihadapi serta engineer yang akan ditunjuk untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dan selain itu, didalam sebuah tiket terdapat tahapan – tahapan yang sudah dilakukan oleh PSO atau engineer dalam menyelesaikan masalah secara detail, sehingga jika tiket tersebut dieskalasi ke engineer lain, engineer tersebut dapat melanjutkan troubleshot yang sudah dilakukan engineer selanjutnya. Tentu saja, dengan adanya aplikasi Virtual Tech, hal ini dapat mengefisienkan waktu dan biaya yang digunakan dalam masalah yang terjadi pada user.


BAB 3
KESIMPULAN

Aplikasi Helpdesk tidak hanya menjadi saluran untuk menghadirkan layanan IT kepada user saja, tetapi hal ini dapat di manfaatkan dengan menjadi bahan pengetahuan pengguna untuk menghadapi permasalahan yang terdapat pada sistem yang sedang berjalan saat ini, dan aplikasi helpdesk ini sangat berguna bagi semua pihak yang terkait di dalamnya, baik untuk Service desk, Engineer, IT departemen maupun untuk pengguna dimana mereka dapat selalu memonitor progress atau perkembangan dari tiket yang ada.

Dengan memaksimalkan Helpdesk ini, sebuah perusahaan mampu menjalankan roda perputaran kerja dalam perusahaan menjadi lebih baik dan efisien didalam segala hal. Sehingga perusahaan mampu mengekspansi pekerjaan lainnya diluar pekerjaan pokok sehingga perusahaan akan tumbuh menjadi perusahaan besar.



DAFTAR PUSTAKA



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Program Perulangan Sederhana Pada QBASIC

Cara Kerja Dongkrak Hidrolik

Perbandingan Sistem Cerdas Pada 3 Negara di Asia (Dubai, Jepang, Indonesia)